Senin, 20 Februari 2017

cara-cara bertanam hidroponik



"Berbagai cara bertanam hidroponik"




Selamat datang di blog ini. Pada kesempatan kali ini kita akan belajar menanam hidroponik sederhana yang bisa diaplikasikan secara mudah di rumah atau di pekarangan. Teknik cara menanam hidroponik menggunakan media air ini ditujukan untuk para pemula yang baru saja mengenal tanaman hidroponik dan ingin mencoba menanam sayuran hidroponik seperti cabe, kangkung, tomat dan lain-lain. Maka nantinya dalam teknik hidroponik ini kita tidak akan memerlukan peralatan ataupun bahan-bahan ideal yang sulit diperoleh tapi hanya memanfaatkan apa yang sudah ada di sekitar anda seperti botol bekas, botol gantung dan media tanam sederhana lainnya.

Cara Bertanam Hidroponik Sistem Deep Flow Technique (DFT)
Pada artikel sebelumnya telah di bahas mengenai berbagai Model Pengairan Sistem Hidroponik, salah satunya adalah Sistem Deep Flow Tehnique (DFT) dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air kedalaman berkisar antara 4-6 cm.
Sistem DFT memerlukan pasokan listrik untuk mensirkulasikan air ke dalam talan-talang tersebut dengan menggunakan pompa dan untuk menghemat penggunaan listrik, kita dapat menggunkan timer (untuk mengatur waktu hidup dan mati pompa). Sebagai contoh pada pagi hari pompa hidup dan sore hari pompa mati, begitu seterusnya.
Kelebihan sistem DFT
Kelebihan dari teknik hidroponik sistem DFT ini adalah pada saat aliran arus listrik padam maka larutan nutrisi tetap tersedia untuk tanaman, karena pada sistem ini kedalam larutan nutrisinya mencapai kedalaman 6 cm. Jadi pada saat tidak ada aliran nutrisi maka masih ada larutan nutrisi yang tersedia. Sedangkan untuk kekurangannya adalah pada sistem DFT ini memerlukan larutan nutrisi yang lebih banyak dibandikan dengan sistem NFT (nutrient Film Technique).
Perkembangan tanaman yang dibudidayakan menggunakan sistem DFT dapat tumbuh dengan baik dan memiliki kualitas buah/sayuran yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional.
Jenis Tanaman
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strowbery, 


Prinsip kerja sistem hidroponik DFT adalah mensirkulasikan larutan nutrisi tanaman secara terus-menerus selama 24 jam pada rangkaian aliran tertutup. Larutan nutrisi tanaman di dalam tangki dipompa oleh pompa air menuju bak penanaman melalui jaringan irigasi pipa, kemudian larutan nutrisi tanaman di dalam bak penanaman dialirkan kembali menuju tangki.



Cara Menanam Hidroponik Sistem NFT (Nutrient Film Tehnique)
Melanjutkan pembahasan mengenai model pengairan sistem hidroponik, kali ini saya sedikit menjelaskan mengenai Sistem NFT (Nutrient Film Tehnique) dimana sistem NFT ini telah banyak sekali di gunakan oleh hidroponik Mania.
Sejarah Singkat
Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang pada awal 1970-an secara komersial.
Konsep Dasar
Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa. Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal.
Kelebihan Sistem NFT
·         Dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman.
·         Kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah.
·         Keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman.
·         Tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek.
·         Sangat baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan variabel yang dapat terkontrol dan memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman dengan high planting density.
Kelemahan seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, sangat tergantung terhadap energi listrik dan penyakit yang menjangkiti tanaman akan dengan cepat menular ke tanaman lain.
Kebutuhan Dasar pada sistem NFT yang harus terpenuhi adalah : Bed (talang), tangki penampung dan pompa. Bed NFT di beberapa negara maju sudah diproduksi secara massal dan disediakan oleh beberapa perusahaan supplier greenhouse dan pertanian, di Jepang terbuat dari styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi sehingga banyak petani Indonesia memakai talang rumah tangga (lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter). Tangki penampung dapat memanfaatkan tempat atau tandon air. Pompa berfungsi untuk mengalirkan larutan nutrisi dari tangki penampung ke bed NFT dengan bantuan jaringan atau selang distribusi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam NFT adalah : kemiringan talang (1-5%) untuk pengaliran larutan nutrisi, kecepatan aliran masuk tidak boleh terlalu cepat (dapat diatur oleh pembukaan kran berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan lebar talang yang memadai untuk menghindari terbendungnya larutan nutrisi
NFT merupakan alat hidroponik sederhana yang bekerja mengalirkan air, oksigen dan nutrisi secara terus-menerus dengan ketebalan arus sekitar 2-3 mm. Tanaman disangga dengan sedemikian rupa sehingga akar tanaman menyentuh nutrisi yang diberikan. Alat dibuat miring dengan salah satu sisi lebih tinggi dari sisi lainnya yaitu sebesar 5% dari panjang alat agar arus dapat mengalir dengan lancar.
Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan terbuang percuma karena aliran airnya akan masuk ke bak penampung yang ada dibawahnya setelah itu dipompa kembali ke atas dan dialirkan lagi ke akar tanaman.


Cara Menanam Hidroponik Sistem Pasang Surut (Ebb And Flow / Flood And Drain)
Ebb and Flow System atau disebut juga Flood and Drain System atau Sistem Pasang Surut merupakan salah satu sistem hidroponik dengan prinsip kerja yang cukup unik. Dalam sistem hidroponik ini, tanaman mendapatkan air, oksigen, dan nutrisi melalui pemompaan dari bak penampung yang dipompakan ke media yang nantinya akan dapat membasahi akar (pasang). Selang beberapa waktu air bersama dengan nutrisi akan turun kembali menuju bak penampungan (surut). Waktu pasang dan surut dapat diatur menggunakan timer sesuai kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan tergenang atau kekurangan air.
Sistem seperti ini umumnya dilakukan dengan pompa air yang dibenamkan dalam larutan nutrisi (submerged pump) yang dihubungkan dengan timer (pengatur waktu). Ketika timer menghidupkan pompa, larutan nutrisi akan dipompa ke grow tray (keranjang/tempat/pot tanaman). Ketika timer mematikan pompa air, larutan nutrisi akan mengalir kembali ke bak penampungan. Timer diatur dapat hidup beberapa kali dalam sehari, tergantung ukuran dan tipe tanaman, suhu, kelembaban, dan tipe media pertumbuhan yang digunakan. Sistem hidroponik ini dapat digunakan untuk beberapa media pertumbuhan. Media yang dapat menyimpan air cukup baik untuk sistem hidroponik ini seperti rockwool, vermiculite, coconut fiber.
Kelebihan sistem hidroponik Ebb and Flow / Flood and Drain / pasang surut:
·         Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara periodik
·         Suplai oksigen lebih baik karena terbawa air pasang dan surut
·         Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
Kekurangan sistem hidroponik Ebb and Flow / Flood and Drain / pasang surut:
·         Biaya pembuatan cukup mahal
·         Tergantung pada listrik
·         Kualitas nutrisi yang sudah dipompakan berkali-kali tidak sebaik awalnya.

Cara Menanam Hidroponik Sederhana Dengan Sistem Rakit Apung (Water Culture)
Sistem water culture / rakit apung adalah yang sistem paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif. Platform yang memegang tanaman biasanya terbuat dari styrofoam dan mengapung langsung pada larutan nutrisi. suplai oksigen ke akar tanaman menggunakan pompa aquarium yang dimasukkan ke dalam bak penampung nutrisi hidroponik.
Kelemahan terbesar dari sistem semacam ini adalah bahwa sistem rakit apung tidak bekerja efektif pada tanaman besar atau pada tanaman jangka panjang.

Cara bertanam hidroponik yang sederhana dengan sistem rakit apung, salah satunya adalah dengan sistem rakit apung (Water culture).
Bibit sayuran tanaman yang membutuhkan air banyak dengan jangka waktu tanam relatif singkat ( kangkung, sawi sawi-an, seperti Sawi Caisim, Sawi Pak Choy, Sawi Bakso, Sawi Bunga dan Sawi Petsai). sebelumnya dilakukan penyemaian di media sekam bakar/ cocopeat sampai tumbuh daun 2-3 helai daun sejati.
Untuk membuat Sistem Rakit apung sederhana peralatan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut
1.      Sebuah bak plastik yang berukuran 50 x 30 cm, lalu tinggi 20 cm yang berguna untuk menampung adanya larutan nutrisi;
2.      Rockwool sebagai media tanam.
3.      Gelas air mineral sebagai net pot sebagai wadah tumbuhnya si kangkung;
4.      Sediakan juga styrofoam yang berukuran 50 x 30 cm;
5.      Cutter yang gunanya untuk memotong bagian stryrofoam.
6.      Aluminium foil sebagai pelapis styrofoam.
7.      Paku untuk melubangi beberapa bagian dari gelas air mineral.
Prinsip pada bertanam secara hidroponik rakit apung adalah dengan menempatkan tanaman terapung tepat berada di atas cairan nutrisi. Kelebihan dari metode ini adalah nantinya tanaman akan mendapatkan pasokan air dan juga nutrisi secara rutin, sehingga bisa memudahkan perawatan.
ilustrasi dari sistem hidroponik rakit apung sederhana menggunakan bak air.
Tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Pertama-tama, potonglah styrofoam sesuai dengan kebutuhan ukuran permukaan pada bak plastik, kemudian lapisilah menggunakan alumunium foil.

2. Buatlah lubang di permukaan styrofoam, dengan jarak antar lubang agak rapat. Lubang ini nantinya untuk menempatkan gelas air mineral tadi. Pun pada gelas air mineral, bagian bawahnya dilubangi.

3. Aturlah net pot ke dalam lubang styrofoam. Putar dan tata bagian dasar pada net pot, hingga menyentuh bagian permukaan pada larutan nutrisi. Bisa juga ketinggian net pot dibuat rata-rata 5 cm dari dasar wadah bak plastik tadi.

4. Yang terakhir, potonglah rockwool menyerupai kubus berukuran 3 x 3 x 3 cm. Kemudian guntinglah, supaya terbentuk celah. Di sinilah, bibit kangkung tadi diletakkan di area celah rockwool. Setelahnya, tempatkanlah bibit kangkung tersebut pada dasar net pot.


Perawatan tanaman bisa dengan cara berikut ini :
·         Menempatkan bak plastik pada area yang terkena cukup sinar matahari, 
·         Senantiasa jaga kondisi cairan nutrisi agar senantiasa ada.
·         Pastikan akar Tanaman tetap menempel pada larutan nutrisi.



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

About

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

statistics

Recent

website amikom

Comment

Subscribe

Pages

About

Blogger templates

Copyright © ferdilyancodot | Powered by Blogger
Design by Viva Themes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com